PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Komunikasi
merupakan suatu bidang yang sangat penting dalam setiap aspek kehidupan.
Komunikasi yang akan dibicarakan adalah komunikasi perkantoran yakni komunikasi
yang terjadi dan berlangsung dalam kantor atau yang lebih dikenal dengan
istilah tatahubungan kantor (Office
Communication).
Kegiatan
komunikasi pada prinsipnya adalah aktivitas pertukaran ide atau gagasan. Secara
sederhana, kegiatan komunikasi dipahami sebagai kegiatan penyampaian dan
penerimaan pesan dari satu pihak kepihak lain, dengan tujuan untuk mencapai
kesamaan pandangan atas ide yang dipertukarkan tersebut.
Dalam
kehidupan nyata mungkin ada yang menyampaikan pesan atau ide dan juga ada yang
menerima atau yang mendengarkan pesan itu, ada pesan itu sendiri, ada juga
media dan tentunya ada respon berupa tanggapan terhadap pesan tersebut. Secara
ideal, tujuan komunikasi bisa menghasilkan kesepakatan-kesepakatan bersama
terhadap ide atau pesan yang disampaikan.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Jenis dan asas komunikasi Perkantoran ?
2.
Tujuan penyampaian warta?
3.
Sistem komunikasi perkantoran?
4.
Faktor-faktor dalam memilih komunikasi?
5.
Komunikasi dalam organisasi?
6.
Komunikasi tulisan?
C.
Tujuan
Pembahasan
1.
Mengetahui jenis dan asas komunikasi
Perkantoran ?
2.
Mengetahui tujuan penyampaian warta?
3.
Mengetahui sistem komunikasi
perkantoran?
4.
Mengetahui faktor-faktor dalam memilih
komunikasi?
5.
Mengetahui komunikasi dalam organisasi?
6.
Mengetahui komunikasi tulisan?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Jenis
Asas Komunikasi Perkantoran
Dalam
pengertian umum, komunikasi adalah penyampaian warta yang mengandung
macam-macam keterangan dari seseorang kepada orang lain. Dalam komunikasi itu
sekaligus tercakup penyalinan secara cermat gagasan-gagasan dari orang lain
seseorang kepada pemikiran orang lain itu sehingga tercapai pengertian yang
ditentukan atau meninbulkan tindakan-tindakan yang diharapkan. Dalam garis
besarnya komunikasi itu meliputi unsur-unsur antara lain:
1.
Pengirim warta (communicator)
2.
Warta, keterangan atau buah pikiran
3.
Alat atau sarana untuk menyampaikan
warta
4.
Isyarat yang dipamerkan oleh alat/sarana
yang bersangkutan
5.
Penerima warta
Jadi,
misalnya seorang kepala pabrik melaporkan hasil pabrik kepada direktur
perusahaan, maka dalam hal ini terjadi komunikasi. Pemgirim wartanya adalah
kepala pabrik itu, wartanya mengenai jumlah hasil produksi yang diselesaikan,
alat tatahubungannya adalah telepon, isyaratnya berupa bunyi deringan bel dan
kata-kata yang terdengar melalui alat itu, sedang penerima wartanya adalah
direktur perusahaan. Penyalinan buah pikiran yang cermat dan pengertian pada
pihak penerima warta terjadi apabila direktur itu misalnya akan melakukan
tindakan-tindakan perbaikan pabrik seperti yang diharapkan oleh kepala pabrik
dengan laporannya itu.
Dengan
pesatnya kemajuan teknologi modern dewasa ini, alat-alat tatahubungan itu telah
sangat beranekaragam dari yang sederhana sampai telepon, televise, dan
peralatan elektronika lainnya. Apabila penyampaian warta itu dilakukan dalam
rangka kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu pada suatu organisasi, maka ini
lazimnya disebut dengan “administrative
communication”, untuk membedakannya dengan komunikasi dalam arti perhubungan.
Sedang pelaksanaannya dalam bidang tata usaha pada suatu kantor juga dikenal
sebagai “office communication”.
Segenap
hubungan dalam organisasi itu yang terwujud penyampaian ide-ide dari 1 pihak
kepada pihak lain telah lazim disebut “administrative
communication” yang dalam bahasa Indonesia dikatakan dengan istilah “tatahubungan”. Untuk memperjelas
pengertian tatahubungan ini dikutip pengertiannya dari 2 ahli yaitu :
Charles
E. Redfield dalam Communication in
Management : The Theory and Practice of Administrative Communication mengatakan
“administrative communication can best be
regarded as a form of social or human communication in which there are these
five element :
1. A communicator (a speaker, sender,
issuer) who
2. Transmits (says, sends, issues) who
3. Message (orders, reports, suggestions) to a
4. Communicate (addressee, respond,
audience) to influence the behavior of communicate, as seen in his
5. Response (reply, reaction)
(Tatahubungan
(komunikasi administrative) dapat dipandang sebaik-baiknya sebagai suatu bentuk
komunikasi social atau antarmanusia dalam mana terdapat 5 unsur ini : Seoarang
Pemberi Warta (seoarang pembaca, pengirim, penyiar) yang Menyampaiakan
(berkata, mengirim, menyiarkan) Warta (perintah, laporan, saran) kepada seorang
Penerima Warta (pihak dikirmi, menjawab atau hadirin) untuk mempengaruhi
perilaku dari sipenerima itu sebagaiamana tampak dalam Tanggapannya (jawaban,
reaksi).
William
G. Scoot dalam Human Relations in
Management :A Behavior Science Approach mengatakan “Administrative communication is a process which involves the
transmission and accurate replication of ideas for the purposes of elicting
actions which will accomplish company goals effectively” ( Tatahubungan
adalah suatu proses yang mencakup penyamaian dan penyalinan yang cermat dari
ide-ide dengan maksud ingin menimbulkan tindakan-tindakan yang akan mencapai tujuan
organisasi secara efektif).
Jadi,
tatahubungan pada pokoknya adalah suatu rangkaian kegiatan yang menyampaiakan
warta dari seseorang kepada orang lain dalam rangka usaha kerjasama untuk
mencapai tujuan tertentu. Tetapi, dalam suatu organisasi atau kantor yang sudah
besar, proses komunikasi adminstratifnya tidaklah sedemikian sederhana. Masih
banyaknya unsur-unsur lainnya yang masuk kedalam proses itu seperti berbagai la
yang dipakainya atau tatacara penyampaian wartanya. Sebuah bagan yang
terperinci mengenai komunikasi telah disusun oleh Claude E. Shannon dan Warren
Weaver dalam buku mereka The Mathematical
Theory of Communication sebagai berikut :



1
3
7 9
Isyarat Isyarat
Warta 4 yg diterima Warta
2 6 8
Warta 4 yg diterima Warta
2 6 8
5
Dari
gambar diatas ternyata bahwa tatahubungan itu meliputi (1) sumber warta, (2)
wartanya itu sendiri, (3) alat pengirim warta (4) isyarat yang dikeluarkan oleh
alat pengirim itu, (5) sumber gangguan,
(6) isyarat yang diterima, (7) alat penerima yang menyajikan, (8) wartanya, dan
(9) pihak yang dituju. Ini masih dapat ditambah reaksi dari penerima warta itu
dan struktur organisasi sebagai lingkungan suasananya maupun sesuatu maksud
khusus dari penyampaian warta itu.
Gangguan-gangguan
yang timbul dari proses hubungan akan menambah, mengurangi, memutar-balikkkan
warta yang dikirmkan itu. Jadi, tidak jarang suau warta setelah sampai ke
tempat tujuannya, ternyata isinya sudah tidak lagi sama seperti yang
dimaksudkan sumbernya. Dalam sebuah organisasi, suatu perintah yang
menyampaikan dari pucuk pimpinan dengan melalui berbagai tingkat tata jenjang
lebih besar kemungkinannya menerima bermacam-macam gangguan. Setelah sampai
kebawah perintah tersebut sudah tidak sesuai dengan perintah pimpinan. Inilah
salah satu sebab pula mengapa sebuah organisasi sebaiknya mempunyai saluran
hubungan yang sependek-pendeknya dari atas sampai ke bawah.
B.
Tujuan
Penyampaian Warta
Walaupun
pada penyampaian suatu warta mungkin terdapat suatu maksud khusus tersendri,
tetapi pada umumnya tatahubungan mempunyai 2 tujuan menurut Keith Davis, yaitu
:
1.
To provide the information and
understanding necessary for group effort (the skill to work)
2.
To provide the ettitudes necessary for
motivatin, corporation, and job satisfaction (the will to work)
1) Untuk menyediakan keterangan dan pengertian yang
diperlukan bagi usaha bersama dari kelompok itu (kemahiran kerja)
2) Untuk
mengusahakan sikap-sikap yang diperlukan bagi tercapainya dorongan kerja,
kerjasama, dan kepuasaan dalam pekerjaan (kemauan kerja)
Selanjutnya
Geoffrey Mills & Oliver Standingford menyatakan bahwa “Komunikasi adalah
salah satu dari fungsi-fungsi pokok kantor dan suatu proses yang penting bagi
semua bentuk perusahaan. Komunikasi adalah proses menyampaikan informasi dari
satu orang kepada orang lain melalui pos, dengan telepon, teleks, pelayanan
pesuruh, atau sarana-sarana lain. Istilah komunikasi harus ditafsirkan secara
luas dan tidak dianggap sebagai meliputi hanya hal-hal yang demikian jelas
seperti surat-surat dan hubungan-hubungan telepon kepada dan dari orang-orang
diluar perusahaan. Ini meliputi juga penyampaian memo-memo, laporan-laporan,
perintah-perintah, faktur-faktur, pesanan-pesanan, perkiraan-perkiraan,
gambar-gambar dan bahkan contoh-contoh. Sebagian besar komunikasi perusahaan
diterima atau dimulai oleh kantor dalam pelaksanaan pekerjaannya. Oleh karena
itu, manajer perkantoran mempunyai tanggungjawab untuk memelihara suatu
pelayanan komunikasi sebagai suatu bagian dari organisasi perkantoran.
C.
Jenis
Komunikasi Perkantoran
Komunikasi
perkantoran dewasa ini tidak hanya satu macam seperti pada zaman kuno yang
hanya memakia tulisan yang dibawa oleh seorang penghantar. Kini telah
diperkembangkan macam-macam sistem komunikasi dengan aneka peralatan yag rumit.
Suatu pembagian jenis-jenis komunikasi perkantoran yang sistematis oleh J.C
Denyer (office Management, 1975) yang
membedakannya dalam :
1.
Sistem Komunikasi Tulisan (Written Communication)
Ini
meliputi surat yang dikirim melalui pos atau petugas penghantar sendiri,
telegram dan warkat tertulis lainnya.
2.
Sistem Komunikasi Lisan (Oral Communication)
Ini
meliputi telepon untuk hubungan keluar maupun kedalam kantor sendiri, radio,
atau hanya suara.
3.
Sistem Mekanis (Mechanical System)
Ini
meliputi pipa udara, ban berjalan, telex sampai televise.
4.
Sistem Panggilan Petugas (Staff Location System)
Sistem
komunikais ini dipakai untuk mencari, menemukan dan memanggil seseorang petugas
dalam suatu lingkungan bangunan atau badan usaha yang luas seperti misalnya
manajer produksi sibeberapa pabrik atau dokter di rumah sakit. Saranyanya
meliputi sistem radio, pengeras suara, bunyi bel, atau tanda lampu.
Suatu
organisasi yang baik dalam menyampaikan sesuatu warta akan mepergunakan segala
macam saluran yang mungkin. Pertama-tama saluran perintah dan tanggung jawab
yang resmi. Tatapi, disamping itu juga harus tidak mengabaikan saluran hubungan
informal diantara para anggotanya. Selanjutnya segala cara dan alat untuk
mengadakan hubungan kalau mungkin hendaknya dipergunakan. Dengan demikian warta
yang dikendaki dapat mencapai tempat tujuannya secara efektif.
Cara
dan alat yang dapat digunakan untuk mengadakan hubungan dalam suatu organisasi
ialah :
1.
Wawancara khusus
2.
Rapat kerja, komperensi, atau pertemuan
segenap anggota organisasi atau pegawai dalam suatu perusahaan
3.
Pembicaraan telepon
4.
Penerbitan, misalnya warta harian yang
diterbitkan oleh sebah perusahaan untuk para pekerja, atau majalah, buku
petunjuk, buku pedoman, brosur amanat dari pimpinan organisasi atau
penerbitan-penerbiatan khusus lainnya.
5.
Surat edaran
6.
Papan pengumuman
7.
Plakat
8.
Laporan tahunan kepada para anggota
organisasi atau pegawai dalam perusahaan
9.
Surat yang dikirimkan langsung kepada
pegawai
10.
Film, slides dan alat-alat lainnya yang
serupa.
Untuk dapat melakukan tugas utama membina sistem
komunikasi dengan sebaik-baiknya, seseorang manajer perlu mamahami asas-asas
komunikasi dan menerapkannya dalam pelaksanaan tugasnya. Geoffrey dan Oliver
Standingford mengemukakan 4 asas pokok komunikasi sebagai berikut :
1.
Komunikasi berlangsung antara pikiran
seseorang dengan pikiran orang lain.
Komunikasi
hanya bisa terjadi diantara orang-orang oleh karena itu, penting sekali
memperhatikan dan berpikir dalam rangka faktor ini.
2.
Orang hanya bisa mengerti sesuatu hal
dengan menghubungkannya pada suatu hal lain yang telah dimengerti.
Dalam
berbicara atau menulis kepada orang lain, perlulah mempertimbangkan mengenai
apa yang telah diketahuinya. Misalnya seorang ahli hokum dalam melalukan komunikasi
dengan orang biasa tidak boleh sesukanya mempergunakan istilah-istilah yang
tidak dimengerti orang biasa.
3.
Orang yang melakukan komunikasi
mempunyai ssesuatu kewajiban untuk membuat dirinya dimengerti.
Pengirim
warta tidak dapat semata-mata menyalahkan pihak penerima bilaman wartanya tidak
dimengerti. Kemungkinan seklai pengirim warta tidak memilih kata-kata yang
tepat atau tidak memberikan penjelasan yang memadai.
4.
Orang yang tidak mengerti dalam menerima
warta mempunyai suatu kewajiban untuk meminta suatu penjelasan.
Penerima
warta tidak dapat semata-mata menyalahkan pihak pengirim warta bilaman wartanya
tidak dimengerti. Mungkin ia memerlukan penjelasan yang haris dimintanya.
D.
Faktor-Faktor
Dalam Memilih Komunikasi
Setelah
memahami asas-asas pokok komunikasi itu, persoalan berikutnya yang perlu
diselesaikan dalam komunikasi perkantoran ialah menentukan sarana apa yang akan
dipakai. Cara dan alat komunikasi seperti telah terperinci diatas ternyata
bermacam-macam. Untuk menetapkan sesuatu sarana yang tepat bagi suatu
keperluan, manajer perkantoran perlu
mempertimbangkan 7 faktor utama yang dikemukakan oleh Mills dan standingford :
1.
Kecepatan
Apakah
warta itu mendesak sekali sehingga perlu dikirm secepatnya? Faktor ini dapat
menentukan apakah komunikasi akan dilakukan dengan surat biasa, surat kilat,
atau telegram.
2.
Kecermatan
Apakah
informasi itu perlu diterima secara cermat? Faktor ini dapat misalnya
menentukan apakah angka-angka itu dikirim secara tertulis atau disampaikan
melalui telepon yang mungkin bisa salah didengar.
3.
Keselamatan
Apakah
resikonya bilamana warkat hilang dijalan? Faktor ini dapat menentukan apakah
sebaiknya dihantarkan atau diposkan misalnya.
4.
Kerahasiaan
Apakah
tidak menjadi soal bilamana orang lain yang tidak berkepentingan mengetahui
informasi itu? Faktor ini dapat misalnya menentukan apakah warta dikirm melalui
teleks atau dengan pos tercatat.
5.
Warkat
Apakah
komunikasi itu perlu ada catatan tertulisnya? Faktor ini dapat menentukan
apakah perlu dengan surat atau cukup komunikasi dengan lisan saja.
6.
Kesan
Apakah
komunikasi itu perlu dilakukan dalam bentuk yang menimbulkan kesan baik pada
pihak penerima warkat? Faktor ini dapat menentukan apakah cukup dengan
stensilan atau perlu dicetak secara megah.
7.
Biaya
Semua
unsur biaya harus dipertimbangkan dalam pemilihan sesuatu sarana komunikasi.
Ketujuh
faktor itu tidak dapat secara mutlak dikatakan yang satu lebih penting daripada
yang lainnya. Masing-masing faktor harus diperhatikan dan dinilai untuk sesuatu
keperluan, sarana dan sistem komunikasi.
E.
Komunikasi
Dalam Organisasi
Baik
organisasi besar maupun kecil, sharing informasi merupakan bagian dari dunia
bisnis yang mengikat satu sama lain. Jika kita masuk suatu organisasi, kita
sedang memasuki rantai komunikasi. Apakah sebagai manajer atau pegawai biasa,
kita mempunyai informasi yang dibutuhkan orang lain untuk melaksanakan tugas
masing-masing. Dalam kenyataannya, komunikasi ibarat aliran darah suatu
organisasi baik berupa komunikasi eksternal atau dalam bentuk internal.
a. Komunikasi
Eksternal
Dilakukan untuk membawa informasi masuk
atau keluar dari organisasi guna mencapai tujuan organisasi, dan biasanya
dilakukan dengan pelanggan maupun masyarakat yang berhubungan dengan
organisasi. Misalnya melaporkan kinerja perusahaan kepada masyarakakat,
melakukan kegiatan social dan lain-lain.
b. Komunikasi
Internal
Merupakan bentuk pertukaran
informasi/warta dan ide didalam organisasi. Komunikasi intern dapat dibagikan
dalam 2 macam, yaitu :
1.
Hubungan tegak (vertikal), ini ialah
proses menyampaikan sesuatu warta dari pihak pimpinan kepada para pegawai
(vertikal kebawah) maupun dari pihak bawahan kepada pimpinan (vertikal keatas).
2.
Hubungan dasar (horizontal), yaitu
hubungan diantara para pejabat atau satuan pada tingkat jenjang organisasi yang
kurang lebih sederajat.
Pada
pokoknya hubungan vertikal kebawah berwujud perintah dan petunjuk. Dalam
mengememudikan sebuah perusahaan, pimpinan perusahaan tentu harus mengeluarkan
perintah-perintah. Perintah-perintah itu dapat diberikan secara lisan maupun
tulisan. Perintah yang diberikan secara lisan dapat membuat sipejabat dan
bawahannya lebih saling mengenal. Kalau perintah yang diberikan itu belum
jelas, bawahan dapat pula langsung bertanya. Apabila proses ini berlangsung
dengan baik, hubungan pribadi diantara 2 orang itumenjadi akrab. Ini akan
memperbesar semangat kerjasam ayang diperlukan untuk mencapai tujuan
organisasi. Demikian pula saluran perintah dan tanggungjawab yang resmi menjadi
lebih lancar.
Tetapi,
perintah tidak selalu tepat untuk dipergunakan. Menurut Charley Broaded, pada
umumnya perintah lisan hanya baik dipergunakan apabila :
1.
Apa yang diperintahkan itu merupakan
tugas yang sederhana.
2.
Bawahan yang diperintah itu pernah
menjalankannya.
3.
Perintah itu akan selesai dalam waktu
yang singkat.
4.
Kekeliruan yang mungkin akan terjadi
tidak mempunyai akibat yang besar.
5.
Pejabat yang memberi perintah berada
didekat bawahannya dan sewaktu-waktu memrikasa pelaksanan perintahnya.
6.
Dalam keadaan darurat, sehingga tiada
waktu untuk membuat perintah tertulis.
Untuk
tugas-tugas yang sulit atau yang membutuhkan ketelitian besar lebih tepat
dipakai perintah tertulis. Demikian pula kalau dikehendaki adanya pengawetan
mengenai semua perintah yang pernah diberikan oleh pimpinan organisasi, maka
perintah secara tertulis harus dilakukan. Perintah-perintah tertulis sebaiknya
diberikan dalam hal-hal yang mengenia perencanaan koordinasi dalam organisasi
keseluruhannya atau hal-hal yang bersifat khusus. Menurut Broaded pula umumnya
hal-hal berikut mengharuskan suatu perintah yang tertulis.
1.
Tugas yang diperintahkan akan
berlangsung dari 1 bagian kebagian lain.
2.
Tugas itu sifatnya ruwet dan terperinci.
3.
Bawahan yang diberi perintah itu harus
mengerjakannya di tempat lain.
4.
Pegawai yang bersangkutan telah
berulang-ulang gagal melakukan perinta yang diberikan secra lisan.
5.
Tugas itu harus dilanjutkan oleh
epgawai-pegawai yang bertugas pada kesempatan berikutnya.
6.
Perintah itu harus berjalan dari pucuk
pimpinan kebawah dengan melalui berbagai tingkat jenjang organisasi.
7.
Seseorang pekerja yang etrtentu harus
memikul tanggungjawab akan keberesan apa yang diperintahkan itu.
8.
Kekeliruan yang mungkin akan terjadi
mempunyai akibat besar.
Dalam
memberikan perintah agar sesuatu hal dikerjakan, hendaknya diterangkan pula
sebab-sebab atau pentungnya perintah itu. Hal ini akan membuat bawahan lebih
mengerti akan perintah itu, dan dengan demikian membuatnya mengerjakan secara
lebih bersemangat. Jadi, pengertian tentang maksud pentingnya suatu tuga akan
menimbulkan miant bekerja pada pegawai yang bersangkutan. Bahkan dalam banyak
hal, daya cipta pegawai dapat dihidupkan. Mungkin ia mau pula berusaha mencari
tatcara yang lebih baiak untuk mengerjakan tugas itu.
Selain
me,berikan perintah-perintah, pimpina organisasi harus mengusahakan agar para
pegawainya bekerja sebaik-baiaknya. Demikian pula untuk memcahkan
persoalan-persoalan organisai yang telah atau mungkin akan timbul, pemimpin
harus membuat keputusan-keputusan atau mempunyai sikap tertentu. Tanggung jawab
ini biasanya dilakukan dengan memberikan petunjuk-petunjuk kepada para bawahan,
baik secara lisan amupun tulisan. Kalau petunjuk-petunjuk itu mengenai satuan
dalam organisasi seluruhnya, sebaiknya dilakukan secara tertulis. Biasanya
petunjuk-petunjuk yang demikian itu dikatakan dlaam bentuk peraturan-peraturan,
buku-buku pedoman atau surat edaran.
Suatu
organisasi yang baik tentu mempunyai peraturan mengenai gaji, kenaikan
ppangkat, cuti, izin sakit, dan hal-hal yang berhubungan dengan kedudukan
keuangan atau hak para pegawai. Demikian pula sebaiknya juga mempunyai
pedoman-pedoman tertulis mengenai cara-cara melaksanakan suatu pekerjaan atau
haluan-halaun dalam menghadapi suatu persoalan. Untuk hal-hal yang khusus atau
yag timbul sewaktu-waktu dapatlah diberikan petunjuk-petunjuk dengan surat
edaran. Ini merupakan suatu alat bagi pucuk pimpinan untuk menyampaikan suatu
pesan atau warta kepada semua orang didalam lingkungan organisasinya.
Hubungan
vertikal ke atas sebagian terbesar diwujudkan dalam bentuk laporan tertulis.
Dalam suatu organisasi yang baik hendaknya pada waktu-waktu tertentu para
bawahan meyampaikan laporan mengenai pelaksanaan tugas-tugasnya. Dari laporan
itu pihak pimpinan mengtahui apakah organisasi atau perusahaannya berjalan
menuju ketujuan yang etalah ditetapkan. Berbagai laopran tertuls kepada
pimpinan pada umumnya digolongkan kepada laporan manajerial (managerial report). Selain laporan
secara tertulis ada juga laporan secar lisan. Laporan secara lisan dapat
diperoleh dari wawancara dengan pegawai yang bersangkutan atau melalui rapat
yang sekaligus meliputi semua pegawai.
Hubungan
horizontal diantara para pegawai sendiri juga dapat dipelihara oleh pimpinan
dengan mengadakan pertemuan-pertemuan berkala. Kalau setiap kepala bagian
mempunyai hubungan dengan rekan-rekannya, pastilah koordinasi dapalam
perusahaan tersebut terjamin. Hubungan para pegawai juga dapat dipelihara
dengan menyediakan semacam ruang untuk berkumpul, misalnya runag istirahat atau
runag makan. Pimpinan organisasi yang baik menginisiatifi pentingnnya ruang
semacam ini. Bukan saja sebagai suatu jasa pelayanan terhadapa bawahannya,
melainkan juga sebagai suatu alat agar diantara mereka ada hubungan satu sama
lain.
F.
Komunikasi
Tulisan
Salah
satu sisitem komunikasi perkantoran ialah komunikasi tulisan (Written Communication), yang terutam
berwujud surat atau suatu warkat lainnya. Surat atau warta itu harus diciptakan
melalui proses yang dikenal sebagai penulisan faktawai (Factual Written). Meurut John riebel penulisan faktawi melibatkan 6
unsur berikut, yaitu :
·
Keterangan faktawi (Factual Information)
·
Penataaan (Outlining/Organization)
·
Bahasa (Language)
·
Kendala waktu (Timing)
·
Penyajian (Presentation)
·
Pihak pembaca (Reader/Audience)
Dalam
bahasa Indonesia dikenal dua perkataan untuk menyatakan pengertian writing
dalam bahas inggris, yaitu :
·
Menulis
·
Mengarang
Menurut
Kamus Umum Bahasa Indonesia dari W.J.S. Poerwadarminta/Pusat pembianaan dan
pengembangan Bahasa, kata menulis
dapat berarti :
·
Membuat huruf, angka dan sebagainya
dengan pena, pensil, kapur dan sebagainya.
·
Melahirkan pikiran atau perasaan dengan
tulisan, seperti mengarang, membuat surat dan sebagainya.
Dalam
bahasa inggris kata kerja to write semula
memang berarti membuat, membentuk atau menyalin huruf, kata atau angka yang
dilakukan dengan potlot atau pena. Tetapi, dalam perkembangan selanjutnya arti
pangkal itu mengalami perluasan sehingga kini mempunyai serangkaian arti
pengkhususan (specialized meanings)
sebagai berikut :
·
To
describe (melukiskan)
·
To
communicate by letter (menyampaikan dengan surat)
·
Be
the author of (menjadi pengarang dari)
·
Draw
up or draft (menyususn atau mengarang)
Dari
unsur-unsur yang terlibat dalam penulisan, kiranya yang perlu diuraikan lebih
lanjut ialah bahasa (terutama segi-segi bahasa tulis dan asas-asas menyajikan
tulisan). Menurut Mario dan Frank dalam A
Dictionary of Linguistics mengatakan bahwa “Suatu sistem komunikasi dengan
bunyi, yaitu melalui alat-alat pembicaraan dan pendengaran, diantara
manusia-manusia dari suatu kelompok atau masyarakat tertentu yang menggunakan lambing-lambang suara
yang memiliki arti-arti sembarang berdasarkan kesepakatan”.
Tetapi,
menurut Funk & Wagnalls Modern Guide
to Synonyms and RelatedWords (1968) pengertian bahasa juga mempunyai
beberapa makna yang berikut :
·
Dalam pengertian yang lebih terbatas
bahasa mengacu pada keseluruhan kata-kata dan penggabungannya yang telah
disistematiskan dan dikukuhkan oleh kelaziman cara pemakaina diantara
anggota-anggota dari suatu bangsa atau rakayat pada suatu masa tertentu.
Misalnya bahasa inggris (the English
Language).
·
Dalam pengertian yang lebig spesifik
bertalian dengan suatu cabang ilmu atau bidang kegiatan, bahasa menunjuk pada
segenap perkataan atau ungkapan yang digunakan dalam medan khusus itu. Mislanya
bahasa matematik (The Language of
Mathematics).
Menurut
hasil-hasil penelaahan dan linguistic modern dewasa ini, ternyata bahasa
mempunyai sifat dasar yang berikut :
1. Semua
bahasa menurut sistem-sistem persepakatan manusia (human convention) dan bukan sistem-sistem dari hukum kealamanan (natural laws).
2. Setiap
bahasa bersifat khas (unique) dalam
lafal, tatabahasaa, dan kosakatanya. Suatu bahasa tidak dapat dilukiskan dalam
kerangka logika atau sesuatu bahasa teortitis yang ideal ataupun berdasarkan
sesuatu bahasa lain.
3. Semua
bahasa bersifat dinamis dan perubahannya adalah wajar. Dengan demikian, suatu
“aturan” (“rule”) dalam sesuatu bahasa hanyalah merupakan sebuah pernyataan
mengenai praktek dewasa ini.
4. Ketepatan
(correctness) hanya dapat didasarkan
pada kelaziman dari cara pemakaian (usage)
an semua cara pemakain bersifat relative.
Untuk
keperluan penulisan faktawi diperlukan bahasa tulis (written language), yaitu bahasa yang dinyatakan dengan huruf dan
tanda baca. Dari tangkaian huruf terbentuklah suku kata. Beberapa suku kata
menciptakan suatu perkataan. Perkataan-perkataan menjadi jalur pengangkut atau wahana
untuk menyampaikan informasi dari seseorang kepada orang lain. Setiap informasi
harus dituangkan menjadi perkataan. Perkataan-perkataan dituangkan menjadi
frasa. Beberapa frasa digabungkan menjadi anak kalimat. Sejumlah anak kalimat
menyusun kalimat. Kalimat-kalimat membentuk alinea. Akhirnya alenia-alenia
mewujudkan tulisan yang dalam pekerjaan perkantoraan terutam berupa surat dan
laporan. Proses pengalihan sesuatu atau sejumlah informasi melalui bahasa tulis
menjadi suatu tulisan itu dapat digambarkan sebagai berikut :
Informasi
↓
Perkataan
(Terbentuk dari huruf dan suku kata)
↓
Frasa
(Rangkaian perkataan)
↓
Anak Kalimat
(Gabungan Frasa)
↓
Kalimat
(Terdiri atas perkataan, frasa, anak kalimat dengan berbagai tanda baca)
↓
Alinea
(tersusun dari kalimat)
↓
Tulisan
(Berupa surat, laporan, atau karangan lainnya)
↓
Perkataan
(Terbentuk dari huruf dan suku kata)
↓
Frasa
(Rangkaian perkataan)
↓
Anak Kalimat
(Gabungan Frasa)
↓
Kalimat
(Terdiri atas perkataan, frasa, anak kalimat dengan berbagai tanda baca)
↓
Alinea
(tersusun dari kalimat)
↓
Tulisan
(Berupa surat, laporan, atau karangan lainnya)
Kemudian,
ada 3 asas pokok yang dapat diterapkan dalam penulisan faktawi yaitu sebagai
berikut :
1. Asas
Kejelasan
Suatu bahasa haruslah jelas agar dapat
menyampaikan warta secra tepat seperti apa yang dimaksudkan oleh pengirim
warta, bagi pihak yang dituju, agar warta tidak disalahtafsirkan.
2. Asas
Keringkasan
Tidaklah berarti bahwa karangan yang
bersangkutan pendek atau singkat, melainkan bahwa karangan itu tidak
berlebih-lebihan dalam pemakaian kata maupun ungkapan, tidak mengulangulang
hal-hal yang telah dituliskan, dan tidak berputar-putar dalam proses
penyampaian warta yang ingin dikemukakan.
3. Asas
Ketepatan
Bahwa tulisan itu dapat menyampaikan ide-ide kepada
pembaca dengan kecocokan sepenuhnya seperti yang dimaksud oleh pengarangnya.
Ketepatan juga berlaku untuk penataan terhadap berbagai aturan ketatabahasaan
dan kelaziman cara pemakaian yang telah diterima umum dan tidak dihinggapi
penyimpangan kekeliruan dalam penulisan ejaan kata, pembubuhan tanda baca dan
penyusunan kalimat.
BAB
II
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Komunikasi
adalah sebagai proses mengirim dan menerima pesan dan dikatakan efektif apabila
pesan tersebut dapat dimengerti dan menstimulasi tindakan atau dorongan untuk
bertindak sesuai dengan isi pesan. Atau sebagai proses pemindahan data dan
memahami maksud yang imgin disampaikan.
Dengan
pesatnya kemajuan teknologi modern dewasa ini, alat-alat tatahubungan itu telah
sangat beranekaragam dari yang sederhana sampai telepon, televise, dan
peralatan elektronika lainnya. Apabila penyampaian warta itu dilakukan dalam
rangka kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu pada suatu organisasi, maka ini
lazimnya disebut dengan “administrative
communication”, untuk membedakannya dengan komunikasi dalam arti
perhubungan. Sedang pelaksanaannya dalam bidang tata usaha pada suatu kantor
juga dikenal sebagai “office
communication”.
B.
Saran
Mengingat
pentingnya komunikasi dalam setiap aspek kehidupan manusia khususnya dalam kantor
maupun organisasi. Hendaknya menjaga dan menjalain hubungan terus dengan baik
dan lancar agar apa yang dibuat dan diinginkan tercapai sesuai tujuan yang
telah ditetapkan.
DAFTAR
PUSTAKA
The Liang Gie. 2007. Administrasi Perkantoran Modern. Liberty
: Yogyakarta.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar